The Rejection of Kyai Nahdlatul Ulama to the Anti-Polygamy Bill For The Dutch East Indies Colonial Government
Downloads
This study seeks to convey the Kyai NU’s position on the anti-polygamy Bill, as well as the grounds behind their refusal. In the historical context, a Bill to abolish the practice of polygamy in Indonesian culture has existed since the Dutch East Indies Colonial control, the anti-polygamy Bill is called the Ontwerp Ordonnantie Marriage Boemipoetra. The Dutch East Indies colonial governement distributed the anti-polygamy Bill to all Islamic groups in Indonesia in order to get replies and views from these Islamic associations, which would serve as the foundation for the colonial government to approve or repeal the Bill. A literature-based study was carried out to gather, investigate, and analyze various literatures related to the Kyai NU's perspectives on the anti-polygamy Bill offered by the Dutch East Indies Colonial Government. The result of study shows that the execution of the anti-polygamy Bill is categorically rejected by Nahdlatul Ulama. This rejection is motivated by both religious and social considerations.
Downloads
Berita Nahdlatoel Oelama, No. 16, 1 Juli 1937.
Badan ini sangat berhasil dalam melakukan misi kristenisasi, dilaporkan dalam masa pemerintahan Ratu Wilhelmina menunjukkan naiknya kwantitas pemeluk Kristen di Indonesia, di Jawa dari 15000 menjadi 60000, di Batak dari 40000 menjadi 400000, di Nias dari 5000 menjadi 120000 dan Toraja menjadi 60000, untuk daerah flores dari 20000 menjadi 500000. Badan ini dalam melakukan misinya sangat profokatif, seperti memberikan buku-buku Kristen gratis kepada umat Islam yang sedang melaksanakan Shalat Jum’at di Masjid Mangkunegaran Solo. Berita Nahdlatoel Oelama, No. 6 th. 8, hal. 16 B.
Ibid.
Berita Nahdlatoel Oelama, No.16, 1Juli 1937.
Martin van Bruinessen, NU Tradisi Relasi-relasi Kuasa Pencarian Wacana Baru, (Yogyakarta: LkiS, 1999), hal. 41.
Lihat salinan Oendangan dan Garis Besarnja N.O. Oleh H.B.N.O, afd. Sjoerijah.
M. Ali Haidar, Nahdlatul Ulama dan Islam di Indonesia, Pendekatan fiqh dalam Politik, (Jakarta: Gramedia, 1996), hal. 95.
Berita Nahdlatoel Oelama No. 3, 1 Desember 1936, th. 6., hal. 14.
Disebutkan dalam pemeriksaan ini terjadi perdebatan yang panjang dan polisi mengancam akan membawa persoalan tersebut ke pengadilan (Landraad). Lihat Berita Nahdlatoel Oelama No.7, 1 Pebruari 1937, hal. 14.
Berita Nahdlatul Oelama No.9, 1 Maret 1937.
Lihat surat balasan Bupati Pasuruan kepada pengurus NU Pasuruan dalam Regent van Pasoeroean No. A.427/33 Onderwerp : Hal memeriksa bakal penganten perampoean, Berita Nahdlatoel Oelama No. 10, 15 Maret 1937.
Berita Nahdlatoel Oelama No. 9, 1 Maret 1937.
Berita Nahdlatoel Oelama No. 12, 15 April 1937.
Berita Nahdlatoel oelama No. 16, 1 Juli 1937.
Ibid.
Pidato Dr. Pyper dalam muktamar NU ke XII di Malang mengenai Ontwerp Ordonanntie Perkawinan Boemipoetra, dalam Ibid., hal. 14.
Ibid., hal. 4.
Pernyataan KH. Machfoed Siddiq dalam konggres NU ke XII di Malang dalam Ibid., hal. 15.
Amin Farih, “Nahdlatul Ulama (NU) dan Kontribusinya dalam Memperjuangkan Kemerdekaan dan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 24, no. 2 (15 Desember 2016): 251–284, https://doi.org/10.21580/ws.24.2.969.
Verslag pendek rapat terboeka Conggres Nahdlatoel Oelama ke XII di Malang, dalam Ibid.
Ibid., hal. 14.
Berita Nahdlatoel Oelama No. 6, th. 8, hal. 16b.
Ibid.
Berita Nahdlatoel Oelama No. 16, 1 Juli 1937, hal.4.
Ibid.
Ibid., hal. 5.
Ibid. hal. 4.
Ibid.
Ibid.
Ibid., hal.5.
Ibid. hal. 14.
Daftar Pustaka
Farih, Amin. “Nahdlatul Ulama (NU) dan Kontribusinya dalam Memperjuangkan Kemerdekaan dan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).” Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 24, no. 2 (15 Desember 2016): 251–84. https://doi.org/10.21580/ws.24.2.969.
Berita Nahdlatoel Oelama, No. 16, 1 Juli 1937
Berita Nahdlatoel Oelama, No. 6 th. 8, hal. 16 B.
Berita Nahdlatoel Oelama No. 3, 1 Desember 1936, th. 6
Berita Nahdlatoel Oelama No.7, 1 Pebruari 1937
Berita Nahdlatul Oelama No.9, 1 Maret 1937
Berita Nahdlatoel Oelama No. 10, 15 Maret 1937.
Berita Nahdlatoel Oelama No. 12, 15 April 1937
Kholid Mawardi, Mazhab Sosial Keagamaan NU, (Purwokerto: STAIN Press, 2006)
Martin van Bruinessen, NU Tradisi Relasi-relasi Kuasa Pencarian Wacana Baru, (Yogyakarta: LkiS, 1999)
M. Ali Haidar, Nahdlatul Ulama dan Islam di Indonesia, Pendekatan fiqh dalam Politik, (Jakarta: Gramedia, 1996)
PBNU, tentang verslag pendek rapat terboeka Conggres Nahdlatoel Oelama ke XII di Malang.
PBNU, tentang Oendangan dan Garis Besarnja N.O. Oleh H.B.N.O, afd. Sjoerijah.
PBNU, tentang surat balasan Bupati Pasuruan kepada pengurus NU Pasuruan dalam Regent van Pasoeroean No. A.427/33 Onderwerp : Hal memeriksa bakal penganten perampoean
Copyright (c) 2022 International Journal of Scientific Research and Management
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.